
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memberikan dukungan penuh terhadap keberlanjutan usaha sapi perah UD Pramono di Boyolali, Jawa Tengah. Dukungan ini penting untuk menjaga kelangsungan hidup 1.300 peternak sapi perah yang bermitra dengan usaha tersebut. UD Pramono, yang mengelola sekitar 20.000 liter susu segar per hari dari tujuh kecamatan di Boyolali dan satu kecamatan di Klaten, menjadi pengepul utama yang membantu peternak kecil menjual susu mereka dengan harga yang kompetitif.
Namun, UD Pramono menghadapi tantangan besar berupa masalah pajak yang belum terselesaikan, yang mengakibatkan pemblokiran rekening perusahaan sejak Oktober 2024. Untuk menjaga operasional usaha, UD Pramono terpaksa menjual enam ekor sapi perah. Meskipun demikian, UD Pramono terus menerima pasokan susu dari peternak, meskipun kelangsungan usaha bergantung pada penyelesaian masalah pajak ini.
Kementan dan Dinas Peternakan Boyolali menegaskan pentingnya usaha UD Pramono bagi ekonomi perdesaan dan untuk mendukung program gizi nasional melalui pasokan susu segar. Kepala Dinas Peternakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, menyatakan optimisme bahwa UD Pramono akan tetap beroperasi, karena usaha ini tidak hanya vital bagi kelangsungan hidup peternak, tetapi juga bagi status Boyolali sebagai penghasil susu terbesar di Jawa Tengah.
UD Pramono tidak hanya membeli susu dengan harga bersaing, tetapi juga memberikan dukungan tambahan bagi peternak, seperti bantuan pakan, pinjaman tanpa bunga, dan sembako. Dinas Peternakan Boyolali dan Kementan terus memantau perkembangan situasi ini dan berkomitmen mendampingi UD Pramono dalam menghadapi tantangan. Pemerintah daerah juga memfasilitasi dialog antara UD Pramono dan Direktorat Jenderal Pajak untuk menemukan solusi terbaik terkait masalah pajak ini.