Asosiasi Pengusaha dan Pekerja Kuliner Riau (Aspekur) meminta agar pemerintah benar-benar melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ketua Aspekur, Fajar Muhardi, menilai bahwa program MBG, selain bermanfaat untuk kesehatan masyarakat, juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara merata, terutama di kalangan UMKM.

Tantangan Bagi UMKM dalam Program MBG

Menurut Fajar, untuk pelaku UMKM bisa terlibat dalam program MBG, pemerintah harus memperhatikan tantangan yang dihadapi oleh usaha mikro dan kecil. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa persyaratan dalam program MBG yang dirasa memberatkan bagi UMKM, seperti standar dapur yang sangat tinggi dan kebutuhan modal yang besar. Fajar menyebutkan bahwa untuk satu dapur MBG, dibutuhkan lebih dari Rp1 miliar, jumlah yang tidak dapat dipenuhi oleh kebanyakan UMKM.

“Jika UMKM tidak diberikan kemudahan dalam akses permodalan, mereka akan kesulitan berpartisipasi. Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan permodalan dari perbankan agar UMKM bisa ikut dalam program ini,” kata Fajar dalam acara Pelatihan Foto Produk UMKM Aspekur di Pekanbaru, Sabtu (26/4/2025).

Potensi UMKM dalam Meningkatkan Ekonomi Bangsa

Fajar berharap pemerintah dapat memberikan akses permodalan yang lebih mudah bagi pelaku UMKM sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam program MBG. Menurutnya, jika hanya pengusaha besar yang terlibat dalam program ini, maka situasi perekonomian negara bisa semakin tidak merata, di mana yang kaya semakin kaya, sementara UMKM semakin terpinggirkan.

“UMKM adalah ujung tombak perekonomian bangsa. Ketika terjadi krisis ekonomi global, UMKM adalah yang paling mampu bertahan. Pemerintah harus menyadari pentingnya peran UMKM dalam perekonomian,” tambah Fajar.

Dukungan dari DPD/MPR RI untuk UMKM

Sewitri, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD/MPR) RI, menyatakan bahwa pihaknya akan memfasilitasi pelaku UMKM dalam lingkup Aspekur agar bisa ikut serta dalam program MBG. “BGN adalah mitra kami di DPD/MPR, dan kami akan memperjuangkan agar UMKM juga dilibatkan dalam program ini,” ujar Sewitri. Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah untuk mendorong UMKM naik kelas, mengingat bahwa UMKM merupakan pendorong utama ekonomi daerah.

Sewitri menambahkan bahwa program MBG sudah berjalan di beberapa titik di Riau, tetapi pelibatan UMKM masih sangat terbatas. “Saya ini juga berasal dari UMKM, dan saya tahu betul pentingnya peran pemerintah dalam membantu UMKM berkembang,” katanya.

Harapan untuk Program MBG yang Lebih Inklusif

Fajar dan Sewitri berharap agar program MBG tidak hanya menjadi ajang bagi pengusaha besar, tetapi juga memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM untuk berkembang. Dengan demikian, program ini dapat benar-benar berkontribusi pada pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia, serta menciptakan lapangan kerja dan kesempatan bagi UMKM untuk berkembang.