
Program makan bergizi gratis, salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto, akan diluncurkan pada 2 Januari 2025 dengan sasaran 15-20 juta anak di seluruh Indonesia. Menurut Ikeu Tanziha, Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), program ini akan dimulai di 82 titik yang tersebar secara nasional, memanfaatkan anggaran sebesar Rp 71 triliun.
Program ini, yang berkolaborasi dengan berbagai kementerian dan UMKM, akan menyediakan makanan bergizi sesuai standar yang telah dirancang oleh BGN.
Sebanyak 50 titik layanan berada di Pulau Jawa, sementara 32 titik lainnya di luar Jawa. BGN juga melibatkan sarjana penggerak pembangunan Indonesia (SPPI) sebagai tenaga profesional dalam pengoperasian unit layanan, terdiri dari manajer, ahli akuntansi, dan tenaga gizi.
BGN telah menjalani uji coba selama satu tahun di sejumlah titik pelayanan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program yang lebih luas. Berdasarkan hasil yang positif, program ini siap meluncur dengan tiga metode utama:
- Dapur pusat di satuan layanan BGN untuk mendistribusikan makanan bergizi.
- Dapur sekolah atau pesantren di lokasi dengan lebih dari 2.000 siswa.
- Makanan vakum untuk wilayah terpencil, yang dapat bertahan hingga satu tahun, agar pasokan gizi tetap sampai ke daerah yang sulit dijangkau.
Selain itu, BGN juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membangun infrastruktur dapur di tiap wilayah layanan, terutama di daerah yang berpenduduk padat.
GPTN Mengawal Makan Bergizi Gratis
Harmanto menyoroti keterlibatan UMKM dan kerja sama lintas kementerian sebagai aspek penting dalam memastikan keberlanjutan program.
“Kolaborasi ini bukan hanya mendorong terciptanya rantai pasok makanan bergizi yang kuat, tetapi juga memberikan peluang bagi UMKM untuk berpartisipasi dan berkembang dalam sektor ini,” tambahnya.
Inovasi dalam metode distribusi, termasuk dapur pusat, dapur sekolah, dan makanan vakum untuk daerah terpencil, menurut Harmanto, merupakan pendekatan strategis yang patut diacungi jempol.
Ia menyatakan, “Pendekatan ini akan memastikan bahwa setiap anak, terlepas dari di mana mereka tinggal, mendapatkan akses yang setara ke makanan sehat dan bergizi.”
Dengan peluncuran resmi yang dijadwalkan pada 2 Januari 2025, Harmanto berharap program ini dapat berjalan efektif dan memberi dampak nyata, khususnya di daerah-daerah padat penduduk dan terpencil.
Harmanto juga menyampaikan bahwa partisipasi aktif dari pemerintah daerah akan sangat berperan dalam keberhasilan dan kelangsungan program ini.