Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menugaskan Perum Bulog untuk menyerap 3 juta ton gabah setara beras dari petani selama panen raya Februari-April 2025. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan menjaga stabilitas harga di tingkat petani maupun konsumen.

“Panen raya adalah momentum strategis untuk memperkuat stok CBP. Kami telah menetapkan harga Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kg untuk melindungi petani dan mendukung swasembada pangan,” ujar Arief dalam keterangannya, Sabtu (1/2/2025).

Stok Beras Nasional Meningkat

Berdasarkan data Bulog per 30 Januari 2025, realisasi pengadaan beras dari produksi dalam negeri mencapai 8.920 ton, sehingga total stok beras yang dikelola Bulog di seluruh Indonesia mencapai 1,964 juta ton.

Dengan stok yang cukup, pemerintah optimistis dapat menjaga keseimbangan antara produksi, distribusi, dan stabilitas harga beras di pasar.

Proyeksi Produksi Beras 2025

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi beras selama panen raya adalah:
📌 Januari 2025: 1,31 juta ton
📌 Februari 2025: 2,08 juta ton
📌 Maret 2025: 5,20 juta ton
📌 April-Mei 2025: Diprediksi surplus

Secara total, proyeksi produksi 3 bulan pertama di 2025 mencapai 8,59 juta ton, melebihi kebutuhan konsumsi nasional sebesar 7,77 juta ton. Dengan demikian, terdapat surplus 820 ribu ton pada triwulan pertama 2025.

“Tugas kita adalah memastikan bahwa penyerapan gabah/beras di lapangan dapat mencapai target yang ditetapkan. Ini momentum baik untuk memaksimalkan serapan,” tambah Arief.

Dukungan Pemerintah dan Pendanaan Bulog

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Zulkifli Hasan (Zulhas), menegaskan bahwa Bulog telah mendapatkan pendanaan yang kuat untuk menyerap gabah dari petani.

💰 Anggaran Bulog:
✅ Rp 23 triliun (dana awal)
✅ Rp 16,6 triliun tambahan
✅ Total: Rp 39,6 triliun untuk membeli 3 juta ton beras

“Keuangan Bulog sudah siap, jadi tidak ada alasan untuk tidak membeli beras sesuai harga yang ditentukan pemerintah,” ujar Zulhas.

Namun, Zulhas menegaskan bahwa tugas ini tidak bisa dilakukan Bulog sendirian. Perlu keterlibatan semua pihak terkait, termasuk petani, pemerintah daerah, dan swasta untuk memastikan serapan gabah optimal.

Empat Regulasi Pendukung Swasembada Pangan

Pemerintah juga telah menyiapkan 4 regulasi utama untuk mempercepat swasembada pangan, yaitu:

1️⃣ Instruksi Presiden terkait irigasi
2️⃣ Perpres tentang Neraca Komoditas
3️⃣ Perpres mengenai penyaluran pupuk bersubsidi
4️⃣ Regulasi terkait penyuluh pertanian

“Dengan regulasi ini, tidak ada alasan lagi untuk tidak melaksanakan perintah Presiden agar Indonesia segera mencapai swasembada pangan,” tegas Zulhas.

Dampak Positif Program Serapan Beras

✅ Menjaga stabilitas harga gabah/beras di tingkat petani dan konsumen
✅ Mengurangi ketergantungan impor beras
✅ Mendukung kesejahteraan petani dengan harga yang menguntungkan
✅ Menstabilkan inflasi akibat fluktuasi harga beras

Dengan strategi serapan yang maksimal, pemerintah optimistis ketahanan pangan nasional dapat terjaga dan target swasembada beras 2025 bisa segera tercapai.