Dalam upaya memperkuat industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, bersama jajaran melakukan kunjungan kerja ke PT Garam Dua Musim di Lamongan, Jawa Timur, pada Selasa, 4 Februari 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen BPOM dalam mendukung hilirisasi industri garam farmasi, sejalan dengan Asta Cita Presiden RI, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk farmasi nasional serta memastikan kemandirian bahan baku industri farmasi.

Ketergantungan Impor Garam Farmasi dan Upaya Kemandirian

Saat ini, kebutuhan garam farmasi nasional mencapai 6.000 ton per tahun, namun mayoritas masih dipenuhi melalui impor. Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah, mengingat garam farmasi merupakan bahan baku esensial dalam industri obat-obatan. Untuk mengatasi ketergantungan tersebut, BPOM terus mendorong percepatan sertifikasi dan pengawasan mutu bagi industri garam farmasi dalam negeri.

Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa industri farmasi nasional memiliki bahan baku berkualitas tinggi, sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. Dengan demikian, ketahanan industri farmasi nasional dapat terjaga, serta Indonesia tidak lagi bergantung pada pasokan impor yang rentan terhadap fluktuasi harga dan ketersediaan di pasar internasional.

Peninjauan Fasilitas dan Sistem Jaminan Mutu

Dalam kunjungan tersebut, BPOM meninjau langsung proses produksi garam farmasi di PT Garam Dua Musim. Beberapa aspek utama yang menjadi perhatian adalah fasilitas produksi, penerapan sistem jaminan mutu, serta kepatuhan terhadap standar keamanan dan efikasi yang ditetapkan dalam regulasi nasional maupun internasional.

Selain itu, BPOM juga melakukan diskusi strategis dengan manajemen perusahaan guna mengidentifikasi berbagai kendala yang dihadapi industri garam farmasi. Beberapa tantangan utama yang ditemukan meliputi perizinan, standar produksi, serta kesiapan industri dalam memenuhi spesifikasi farmasi yang sangat ketat.

Dukungan BPOM untuk Percepatan Sertifikasi

Sebagai langkah konkret dalam mendukung hilirisasi industri garam farmasi, BPOM berkomitmen untuk memberikan dukungan teknis serta mempercepat proses sertifikasi produk dalam negeri. Dengan percepatan ini, diharapkan garam farmasi produksi lokal dapat segera memenuhi standar farmasi yang dipersyaratkan, sehingga bisa bersaing dengan produk impor.

BPOM juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya dalam memastikan bahwa hilirisasi industri garam farmasi berjalan sesuai target. Percepatan produksi dan sertifikasi garam farmasi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan kesehatan nasional, mengurangi defisit neraca perdagangan akibat impor, serta menciptakan nilai tambah bagi industri lokal.

Menuju Kemandirian Industri Farmasi Nasional

Momentum kunjungan BPOM ke PT Garam Dua Musim menjadi bagian penting dari strategi besar pemerintah dalam mengembangkan industri farmasi yang lebih mandiri. Dengan pengawasan ketat dan dukungan kebijakan yang tepat, industri garam farmasi nasional diharapkan dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi, aman, dan sesuai dengan standar internasional.

Kemandirian dalam penyediaan bahan baku farmasi bukan hanya akan memberikan manfaat bagi industri, tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengan stabilitas pasokan bahan baku yang terjamin, harga obat-obatan di dalam negeri bisa lebih terkendali, serta ketersediaannya lebih terjamin di masa depan.

BPOM menegaskan komitmennya untuk terus mengawal pengembangan industri garam farmasi nasional, agar mampu bersaing di tingkat global serta memberikan manfaat besar bagi pertumbuhan sektor kesehatan dan ekonomi nasional.