
UNGARAN – Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, kini menjadi desa percontohan inovasi budidaya padi apung, sebuah program unggulan yang digagas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Inovasi ini memungkinkan lahan yang sama untuk mengembangkan tanaman padi sekaligus budidaya ikan dan udang air tawar, memberikan potensi ganda dalam produksi pangan.
Perekayasa Ahli Utama BRIN, Zarohman, menjelaskan bahwa tanaman padi apung ini dikembangkan khusus di Desa Kesongo, menjadikannya yang pertama di Indonesia. Dalam lahan padi apung tersebut, juga akan dibudidayakan udang endemi lobster air tawar dan udang vaname air tawar. “Satu areal lahan ini bisa digunakan untuk produksi padi, udang, dan ikan, yang membuka peluang besar untuk ketahanan pangan,” ungkap Zarohman.
Pengembangan padi apung di Desa Kesongo ini dimulai sejak tahun 2023. Desa ini memiliki kondisi lingkungan yang mendukung, yakni adanya danau di samping persawahan yang kerap mengalami masalah meluapnya air danau ke area sawah. “Keunikan dan kondisi geografis desa ini sangat menarik, sehingga cocok untuk pengembangan padi apung yang diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat,” tambahnya.
Penelitian lanjutan diperlukan untuk menentukan varietas padi dan jenis ikan yang paling sesuai dengan ekosistem desa ini. Jika pengembangan padi apung di Desa Kesongo terbukti berhasil, ada rencana untuk memperluas penerapan inovasi ini ke wilayah Jawa Tengah lainnya.
Kepala Desa Kesongo, Supriyadi, menyambut baik program BRIN ini dan berharap inovasi tersebut akan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Selain itu, desa ini juga sedang mengembangkan program pengolahan sampah yang memisahkan sampah organik dan non-organik. Sampah organik dijadikan pupuk untuk pertanian dan sayuran, sementara sampah non-organik didaur ulang menjadi produk bernilai ekonomi.
Dengan inovasi padi apung dan pengelolaan sampah, Desa Kesongo diharapkan dapat menjadi contoh desa mandiri dan berkelanjutan di Indonesia.