Bawang merah adalah salah satu komoditas penting dalam kebutuhan dapur rumah tangga maupun industri kuliner. Selain sebagai bumbu utama dalam banyak masakan, bawang merah juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Tak heran jika banyak petani hingga penghobi berkebun yang tertarik untuk menanamnya sendiri. Artikel ini akan membahas cara menanam bawang merah mulai dari persiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman, hingga perawatan dan panen agar hasilnya maksimal.

Memilih Lokasi dan Persiapan Lahan

Langkah pertama dalam menanam bawang merah adalah memilih lokasi yang tepat. Tanaman ini menyukai tempat yang mendapat sinar matahari langsung setidaknya 8 jam per hari. Tanah ideal untuk menanam bawang merah adalah tanah lempung berpasir yang gembur dan memiliki drainase baik. pH tanah sebaiknya berkisar antara 5,5 hingga 6,5. Setelah menentukan lokasi, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman lain. Gemburkan tanah dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 20–30 cm, lalu diamkan selama beberapa hari agar struktur tanah menjadi stabil.

Pemilihan Bibit Bawang Merah yang Berkualitas

Bibit yang baik akan sangat memengaruhi hasil panen. Pilihlah umbi bawang merah yang sehat, tidak busuk, berukuran sedang (sekitar 2–3 cm), dan berasal dari varietas unggul. Beberapa varietas yang populer di Indonesia antara lain Bima Brebes, Tajuk, dan Trisula. Sebaiknya pilih umbi yang sudah berumur lebih dari 2 bulan setelah panen sebelumnya, karena daya tumbuhnya lebih kuat. Untuk mempercepat pertumbuhan, umbi bisa dipotong sedikit pada bagian ujungnya sebelum ditanam.

Teknik Menanam Bawang Merah

Penanaman dapat dilakukan secara langsung di lahan maupun dalam pot atau polybag. Jarak tanam ideal adalah 15–20 cm antar baris dan 10 cm antar tanaman dalam satu baris. Tanam umbi dengan posisi tegak dan bagian ujungnya sedikit muncul di atas permukaan tanah. Jangan terlalu dalam menanam karena akan menghambat pertumbuhan tunas. Waktu terbaik menanam bawang merah adalah saat awal musim kemarau, karena curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan busuk akar.

Penyiraman dan Pemupukan yang Tepat

Setelah tanam, penyiraman perlu dilakukan secara rutin dua kali sehari (pagi dan sore), terutama saat tanaman masih kecil. Hindari penyiraman berlebihan karena dapat menyebabkan umbi busuk. Setelah tanaman tumbuh, intensitas penyiraman bisa dikurangi. Untuk pemupukan, gunakan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos yang sudah matang saat pengolahan lahan. Setelah 10–15 hari tanam, berikan pupuk susulan seperti urea, TSP, dan KCl dengan dosis seimbang. Pemupukan bisa diulang setiap dua minggu untuk menjaga kesuburan tanaman.

Perawatan: Penyiangan dan Pengendalian Hama

Tanaman bawang merah membutuhkan lahan yang bersih dari gulma. Penyiangan sebaiknya dilakukan secara manual setiap 2–3 minggu sekali. Selain itu, penting untuk melakukan pengamatan terhadap serangan hama seperti ulat grayak, thrips, atau penyakit layu fusarium. Jika ditemukan gejala serangan, gunakan pestisida organik atau kimia sesuai dosis yang dianjurkan. Penggunaan pestisida sebaiknya dilakukan saat sore hari agar lebih efektif.

Tanda-Tanda Bawang Merah Siap Dipanen

Bawang merah biasanya bisa dipanen dalam waktu 55–70 hari setelah tanam, tergantung pada varietas dan kondisi pertumbuhan. Tanda tanaman siap panen antara lain: daun mulai menguning dan rebah, serta batang bagian bawah mengering. Saat panen, cabut umbi dengan hati-hati agar tidak terluka. Setelah itu, jemur bawang selama 5–7 hari di tempat teduh dan berventilasi baik agar kering sempurna sebelum disimpan atau dijual.

Kesimpulan

Menanam bawang merah bukan hanya bisa dilakukan oleh petani skala besar, tetapi juga oleh siapa saja yang memiliki lahan sempit di rumah. Dengan teknik yang tepat mulai dari pemilihan bibit, pengolahan tanah, perawatan rutin, hingga panen, siapa pun bisa mendapatkan hasil bawang merah yang melimpah dan berkualitas. Selain memenuhi kebutuhan dapur sendiri, menanam bawang merah juga berpeluang menjadi sumber penghasilan tambahan. Yuk mulai menanam dan rasakan sendiri manfaatnya.