
Jakarta, 29 April 2025 – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia bekerja sama dengan National Institute of Fisheries Science (NIFS) Korea Selatan untuk menjaga populasi ikan napoleon melalui skema pengembangan budi daya berkelanjutan di Indonesia.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu (Tebe), menjelaskan bahwa kerja sama tersebut tertuang dalam proyek bertajuk Project for Smart Technological Support to Improve Aquaculture Productivity in Indonesia.
“Ikan napoleon termasuk jenis ikan yang tercantum dalam Appendix II Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). KKP terus memperkuat aspek budi daya untuk melestarikan ikan ini,” ujar Tebe dalam keterangan di Jakarta, Senin (28/4).
Proyek yang telah berjalan sejak 2023 itu kini memasuki tahun ketiga. Sejumlah kegiatan telah dilakukan, di antaranya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang budi daya laut, pelaksanaan tahapan pengembangbiakan ikan napoleon, serta pembangunan hatchery atau tempat penetasan ikan di Balai Perikanan Budi Daya Laut (BPBL) Batam.
Batam dipilih sebagai lokasi proyek karena memiliki potensi besar dalam pengembangan budi daya ikan laut dan posisinya strategis di jalur pelayaran internasional.
Melalui kerja sama ini, Tebe berharap produktivitas perikanan budi daya, khususnya ikan napoleon, dapat terus meningkat. Ikan napoleon asal Kepulauan Riau diketahui memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat diminati di pasar Hong Kong dan Tiongkok.
“Ikan Napoleon dari Kepulauan Riau sangat diminati pasar Hong Kong dan Tiongkok dengan harga yang kompetitif,” kata Tebe.
Sementara itu, Kepala Departemen Penelitian Industri Akuakultur NIFS Korea Selatan, Lee Jeong-yong, mengungkapkan bahwa pembangunan fasilitas budi daya ikan napoleon di BPBL Batam bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat teknologi budi daya di Indonesia.
“Ini menjadi tantangan baru sekaligus pengalaman berharga dalam pengembangan teknologi budi daya bagi kedua negara,” ujar Lee.
Saat ini, proyek kerja sama sudah memasuki tahap percobaan, dan diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap industri budi daya ikan napoleon di Indonesia.
Pelaksana Tugas Kepala BPBL Batam, Ipong Adi Guna, menyampaikan komitmennya dalam mendukung keberhasilan proyek ini, termasuk melalui uji coba teknologi pembenihan ikan napoleon.
“Upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas budi daya ikan laut, tetapi juga menjaga plasma nutfah dan kelestarian populasi ikan napoleon di Kepulauan Riau,” ucap Ipong.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pengembangan perikanan budi daya berkelanjutan merupakan langkah penting untuk menjaga populasi perikanan di alam. Untuk itu, KKP terus mendorong berbagai upaya pengembangan perikanan budi daya di Indonesia.