
Pupuk merupakan faktor penting dalam budidaya padi karena berperan dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen. Penggunaan pupuk yang tepat dapat membantu petani memperoleh produksi padi yang lebih optimal. Namun, tidak semua pupuk cocok untuk tanaman padi, sehingga penting untuk memahami jenis-jenis pupuk yang bisa digunakan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis pupuk untuk padi berdasarkan kandungan nutrisinya serta manfaatnya bagi tanaman.
1. Jenis Pupuk Berdasarkan Kandungan Unsur Hara
Pupuk dapat dikategorikan berdasarkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman padi, yaitu pupuk makro dan pupuk mikro.
a. Pupuk Makro
Pupuk makro mengandung unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, seperti:
- Nitrogen (N) → Berperan dalam pertumbuhan daun dan batang. Contohnya: Urea dan ZA (Zat Amonium).
- Fosfor (P) → Membantu pembentukan akar dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Contohnya: SP-36 dan TSP (Triple Super Phosphate).
- Kalium (K) → Memperkuat ketahanan tanaman terhadap penyakit dan mempercepat pemasakan gabah. Contohnya: KCl (Kalium Klorida) dan ZK (Zwavelzure Kali).
b. Pupuk Mikro
Pupuk mikro mengandung unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil tetapi tetap berperan penting, seperti:
- Zinc (Zn) → Mencegah tanaman kerdil dan meningkatkan kualitas bulir padi. Contohnya: ZnSO₄ (Zinc Sulfat).
- Boron (B) → Membantu pembentukan bunga dan biji. Contohnya: Borax dan Boric Acid.
- Magnesium (Mg) → Mendukung proses fotosintesis. Contohnya: Kiserit dan Dolomit.
2. Jenis Pupuk Berdasarkan Bentuknya
Pupuk untuk padi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu pupuk padat dan pupuk cair.
a. Pupuk Padat
Pupuk padat adalah jenis pupuk yang berbentuk butiran, serbuk, atau granul yang dapat ditabur langsung ke tanah atau dilarutkan terlebih dahulu. Contoh pupuk padat yang sering digunakan dalam budidaya padi:
- Urea → Mengandung nitrogen tinggi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.
- NPK (Nitrogen, Fosfor, Kalium) → Kombinasi tiga unsur hara utama yang mendukung pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
- SP-36 → Kaya akan fosfor yang berguna untuk mempercepat pembentukan akar.
b. Pupuk Cair
Pupuk cair lebih mudah diserap oleh tanaman dan dapat diaplikasikan melalui penyemprotan daun atau sistem irigasi. Contoh pupuk cair yang sering digunakan adalah:
- Pupuk Organik Cair (POC) → Terbuat dari bahan alami seperti fermentasi kotoran hewan, limbah pertanian, atau mikroorganisme.
- Pupuk Mikro Nutrien Cair → Mengandung unsur mikro seperti Zn, B, dan Mg yang membantu meningkatkan kualitas padi.
3. Jenis Pupuk Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, pupuk untuk padi dibagi menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik.
a. Pupuk Organik
Pupuk organik berasal dari bahan alami seperti tanaman, hewan, dan mikroorganisme. Keuntungan menggunakan pupuk organik adalah meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang serta ramah lingkungan. Beberapa contoh pupuk organik yang bisa digunakan untuk padi:
- Pupuk Kandang → Terbuat dari kotoran sapi, kambing, atau ayam yang difermentasi terlebih dahulu.
- Pupuk Kompos → Hasil dekomposisi bahan organik seperti daun, jerami, dan sampah organik lainnya.
- Pupuk Hijau → Tanaman tertentu seperti Azolla dan kacang-kacangan yang digunakan sebagai pupuk setelah dibenamkan ke dalam tanah.
b. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik dibuat melalui proses kimia dan memiliki kandungan unsur hara yang lebih terukur dibandingkan pupuk organik. Beberapa contoh pupuk anorganik yang umum digunakan untuk padi:
- ZA (Amonium Sulfat) → Mengandung nitrogen dan sulfur untuk meningkatkan pertumbuhan batang dan daun.
- NPK → Kombinasi unsur hara makro dalam perbandingan tertentu untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi.
- KCl (Kalium Klorida) → Sumber kalium yang berguna untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit.
4. Pupuk yang Disarankan untuk Setiap Tahap Pertumbuhan Padi
Agar hasil panen lebih optimal, pupuk harus diberikan sesuai dengan fase pertumbuhan padi. Berikut rekomendasi pemupukan untuk setiap tahapnya:
- Fase Awal (0–15 HST)
- Pupuk yang disarankan: Urea, SP-36, dan pupuk kandang.
- Fungsi: Membantu pertumbuhan akar dan awal vegetatif tanaman.
- Fase Vegetatif (15–40 HST)
- Pupuk yang disarankan: NPK, ZA, dan pupuk hijau.
- Fungsi: Meningkatkan pertumbuhan daun dan batang.
- Fase Reproduksi (40–70 HST)
- Pupuk yang disarankan: KCl, ZnSO₄, dan pupuk cair mikro.
- Fungsi: Meningkatkan pembentukan malai dan kualitas bulir padi.
- Fase Pemasakan (70–100 HST)
- Pupuk yang disarankan: KCl dan pupuk organik cair.
- Fungsi: Mempercepat pemasakan bulir dan meningkatkan hasil panen.
Kesimpulan
Pemilihan pupuk yang tepat sangat penting dalam budidaya padi untuk memastikan pertumbuhan yang optimal dan hasil panen yang maksimal. Pupuk dapat dikategorikan berdasarkan kandungan unsur hara, bentuk, serta asalnya. Selain itu, penerapan pupuk harus dilakukan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman agar nutrisinya terserap dengan efektif.
Dengan memahami jenis pupuk yang cocok untuk padi dan cara penggunaannya yang benar, petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen secara berkelanjutan.