Samarinda – Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur (Kaltim) pada Oktober 2024 mencatatkan kenaikan menjadi 139,16, meningkat 0,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini menjadi kabar baik, menunjukkan daya beli petani di Kaltim semakin membaik.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, kenaikan NTP ini dipicu oleh meningkatnya harga hasil produksi pertanian yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga barang dan jasa yang dibeli petani. Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menjelaskan bahwa peningkatan ini merupakan indikator kesejahteraan petani yang semakin membaik.

Pertumbuhan Positif Dibandingkan Tahun Lalu

Secara tahunan, NTP Oktober 2024 naik signifikan sebesar 7,68 persen dibandingkan Oktober 2023. Ini menunjukkan peningkatan pendapatan petani di berbagai subsektor.

“Pada Oktober, tiga subsektor mencatat kenaikan NTP, yaitu tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,23 persen, peternakan 1,29 persen, dan perikanan 0,82 persen. Namun, dua subsektor mengalami penurunan, yaitu tanaman pangan turun 1,18 persen dan hortikultura turun 1,34 persen,” ungkap Yusniar.

Pengaruh Komoditas Unggulan

Kenaikan ini juga didukung oleh meningkatnya harga komoditas unggulan daerah, seperti kelapa sawit dan hasil perikanan. Indeks harga yang diterima petani (It) tercatat 166,49, naik 0,09 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan It terjadi di subsektor peternakan (1,35 persen), perikanan (0,67 persen), dan tanaman perkebunan rakyat (0,31 persen), sementara subsektor tanaman pangan dan hortikultura mengalami penurunan masing-masing 1,01 persen dan 1,22 persen.

Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Oktober mencapai 119,64, naik 0,07 persen dibandingkan September. Kelompok konsumsi rumah tangga mencatat kenaikan 0,16 persen, sementara indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun 0,14 persen.

“Empat subsektor mencatat kenaikan Ib, yaitu tanaman pangan (0,17 persen), hortikultura (0,12 persen), tanaman perkebunan rakyat (0,08 persen), dan peternakan (0,06 persen). Sementara subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,15 persen,” tambahnya.

Tantangan di Beberapa Subsektor

Meskipun tren keseluruhan positif, beberapa subsektor seperti tanaman pangan dan hortikultura masih menghadapi tantangan, seperti fluktuasi harga pasar, akses pasar yang terbatas, dan kendala produksi.

Perbandingan Regional dan Nasional

Dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan, NTP Kaltim masih menunjukkan peningkatan yang lebih kecil. Kalimantan Barat memimpin dengan kenaikan tertinggi sebesar 2,88 persen (NTP 162,35), diikuti Kalimantan Tengah (2,11 persen, NTP 128,02), Kalimantan Utara (0,63 persen, NTP 114,07), dan Kalimantan Selatan (0,42 persen, NTP 113,21). Secara nasional, NTP naik 0,33 persen.

Kenaikan NTUP Petani

Selain NTP, nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) juga mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 143,38. Tiga subsektor mencatat kenaikan NTUP, yaitu perkebunan rakyat (0,29 persen), peternakan (1,37 persen), dan perikanan (1,66 persen). Namun, subsektor tanaman pangan dan hortikultura masing-masing turun 0,96 persen dan 1,12 persen.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kenaikan NTP dan NTUP menjadi angin segar bagi sektor pertanian Kaltim. Namun, perhatian lebih tetap diperlukan untuk subsektor yang mengalami penurunan agar kesejahteraan petani dapat merata di seluruh sektor.