
BOYOLALI – Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan dukungannya untuk menjaga keberlanjutan usaha sapi perah UD Pramono di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dukungan ini diberikan guna memastikan operasional usaha tetap berjalan demi 1.300 peternak sapi perah yang menjadi mitra UD Pramono.
“Kami pantau terus perkembangannya. Tim dari Ditjen PKH akan terus berkoordinasi dengan dinas terkait. Ini menyangkut 1.300 peternak sapi perah di sana,” kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, di Jakarta, Sabtu (9/11/2024) dilansir dari Antara. Agung menekankan komitmen Kementan untuk membantu UD Pramono dalam menghadapi tantangan berat, terutama terkait persoalan pajak yang berdampak pada operasional perusahaan.
UD Pramono sebagai Pengepul Utama Susu Boyolali
UD Pramono, yang berlokasi di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, mengelola sekitar 20 ribu liter susu segar per hari dari peternak di tujuh kecamatan di Boyolali dan satu kecamatan di Klaten. Sebagai pengepul utama, UD Pramono berperan penting dalam menjamin pemasaran susu dengan harga kompetitif, sehingga membantu memenuhi kebutuhan susu segar di Solo Raya dan sekitarnya.
Namun, kendala pajak yang dihadapi memicu pemblokiran rekening perusahaan pada 4 Oktober 2024, yang membuat UD Pramono harus menjual enam ekor sapi perah untuk menjaga kelangsungan usaha. Ditjen PKH bersama Komite Pengawas Perpajakan (Komwasjak) serta Pemerintah Daerah Boyolali turun langsung pada 6 November 2024 untuk mencari solusi atas masalah ini.
“Kami berikan perhatian karena produksi susu di sana akan menggerakkan ekonomi perdesaan dan mendukung program makan bergizi,” tambah Agung.
Pemerintah dan Pihak Terkait Berupaya Menyelesaikan Masalah Pajak
Pemerintah Daerah Boyolali, melalui Kepala Dinas Peternakan Lusia Dyah Suciati, optimis UD Pramono akan dapat terus beroperasi. “Usaha UD Pramono ini menyangkut hajat hidup 1.300 peternak. Boyolali adalah penghasil susu terbesar di Jawa Tengah. Kami akan terus berusaha agar usaha ini tetap berjalan,” kata Lusia. UD Pramono juga berperan dalam memberikan bantuan pakan, pinjaman tanpa bunga, serta sembako kepada peternak mitra, yang menjadikannya tulang punggung bagi para peternak lokal.
Mitra utama UD Pramono, Susu Boyolali, mendukung dengan mengolah susu segar menjadi produk susu pasteurisasi untuk program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Magelang. Meskipun permasalahan pajak belum terselesaikan, UD Pramono tetap menerima pasokan susu dari peternak.
Ketua Komwasjak, Amien Sunaryadi, menyatakan bahwa timnya akan melakukan investigasi untuk memberikan rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terkait kasus ini. Sementara itu, Bupati Boyolali M Said Hidayat juga memfasilitasi dialog antara UD Pramono dan DJP untuk menemukan solusi terbaik.
Dengan adanya perhatian dari pemerintah dan pihak terkait, diharapkan UD Pramono dapat mempertahankan usahanya sehingga perekonomian peternak di Boyolali tetap terjaga, dan ketahanan pangan daerah dapat terus didukung melalui produksi susu lokal.