Balikpapan — Ketua Forum Petani Kelapa Sawit Kalimantan Timur (FPKS Kaltim), Asbudi, S.T., M.M., menyampaikan langsung aspirasi petani sawit kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., dalam acara silaturahmi Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) dan IKA Unhas yang berlangsung hangat di Balikpapan, Rabu malam (8/5).

Acara tersebut turut dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Timur, Wakil Gubernur, Wakil Bupati Penajam Paser Utara, serta para Ketua DPD KKSS dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah di Kalimantan Timur. Suasana silaturahmi ini menjadi momentum penting bagi para petani untuk menyampaikan langsung berbagai harapan kepada pemerintah pusat.

Dalam forum tersebut, Asbudi menyoroti pentingnya dukungan pemerintah terhadap kesejahteraan petani sawit, terutama dalam hal hilirisasi hasil perkebunan, akses terhadap teknologi, serta penguatan pasar. Ia menyampaikan bahwa para petani sawit di Kaltim siap mendukung program hilirisasi yang saat ini menjadi prioritas nasional.

“Pak Menteri memberikan gambaran yang sangat optimis tentang potensi pertanian dan perkebunan di Kalimantan Timur. Kami dari FPKS siap bersinergi dan mendukung kebijakan hilirisasi ini demi masa depan pertanian Indonesia yang lebih mandiri,” ungkap Asbudi.

Menanggapi aspirasi tersebut, Menteri Pertanian menegaskan pentingnya hilirisasi sektor pertanian sebagai strategi utama dalam mencapai swasembada pangan dan kemandirian ekonomi nasional. Ia juga mengajak semua pihak, termasuk petani dan pemerintah daerah, untuk aktif mendorong transformasi pertanian melalui pemanfaatan teknologi dan peningkatan nilai tambah hasil pertanian.

Gubernur Kalimantan Timur dalam sambutannya turut mendukung gagasan tersebut. Ia menyatakan bahwa Kaltim memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertanian nasional, seiring transisi dari ekonomi berbasis tambang ke sektor hijau yang lebih berkelanjutan.

“Kita ingin mendorong pemanfaatan lahan tidur dan eks tambang sebagai lahan produktif yang dapat menopang ketahanan pangan nasional,” ujar Gubernur.

Pertemuan ini menjadi langkah awal kolaborasi konkret antara petani dan pemerintah, demi memperkuat pembangunan sektor pertanian di Kalimantan Timur dan Indonesia secara umum.