Dalam dunia ekonomi dan bisnis, the law of diminishing returns atau hukum hasil yang semakin berkurang, merupakan salah satu prinsip fundamental yang sering terjadi dalam proses produksi. Hukum ini menunjukkan bahwa, meskipun menambah faktor produksi seperti tenaga kerja pada awalnya bisa meningkatkan hasil produksi, pada titik tertentu, penambahan tersebut akan menjadi tidak efektif dan bahkan menyebabkan hasil produksi menurun.

Contoh yang sering dijadikan acuan adalah ketika sebuah perusahaan dengan 5 karyawan mampu memproduksi 10 tas. Ketika perusahaan tersebut menambah 5 karyawan lagi, total karyawan menjadi 10, hasil produksi naik menjadi 16 tas. Namun, saat perusahaan kembali menambah 5 karyawan, sehingga total karyawan menjadi 15, hasil produksi hanya bertambah sedikit menjadi 18 tas.

Lalu, bagaimana hukum ini bekerja dan mengapa penambahan faktor produksi tidak selalu membawa keuntungan? Mari kita telusuri lebih jauh konsep ini.

Secara sederhana, the law of diminishing returns berarti bahwa untuk meningkatkan hasil produksi, kita perlu menambah faktor produksi seperti tenaga kerja, bahan baku, atau mesin. Namun, ketika penambahan faktor produksi dilakukan terus-menerus tanpa memperhatikan faktor-faktor lainnya, hasil tambahan yang diperoleh dari penambahan tersebut semakin lama semakin menurun, hingga mencapai titik di mana produksi bahkan bisa stagnan atau menurun.

Contoh nyata yang sering terjadi di banyak perusahaan adalah penggunaan tenaga kerja. Ketika perusahaan hanya memiliki sedikit pekerja, menambah jumlah pekerja bisa sangat meningkatkan produksi karena setiap pekerja baru akan memiliki peran yang signifikan dalam proses produksi. Namun, ketika jumlah pekerja melebihi kapasitas yang dibutuhkan, mereka mulai bekerja secara tidak efektif karena ada keterbatasan dalam hal alat, ruang, atau koordinasi.

Ambil contoh sebuah perusahaan yang memproduksi tas. Pada awalnya, perusahaan ini memiliki 5 karyawan, dan dengan tenaga kerja tersebut, mereka mampu memproduksi 10 tas per hari. Ini adalah skenario ideal di mana karyawan bisa bekerja dengan efisien, menggunakan semua alat dan ruang yang tersedia secara optimal.

Namun, perusahaan kemudian memutuskan untuk menambah 5 karyawan lagi, dengan harapan bahwa produksi akan meningkat secara proporsional. Jumlah karyawan sekarang menjadi 10 orang, dan hasil produksi naik menjadi 16 tas per hari. Penambahan 6 tas ini menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja masih membawa hasil yang positif, meskipun peningkatannya tidak sebesar ketika hanya ada 5 karyawan.

Ketika perusahaan menambah lagi 5 karyawan, sehingga total karyawan menjadi 15, hasil produksi hanya naik menjadi 18 tas per hari. Penambahan hanya 2 tas dari 5 karyawan tambahan ini mengindikasikan bahwa penambahan tenaga kerja mulai menjadi tidak efektif. Di sinilah the law of diminishing returns mulai berlaku. Dengan jumlah tenaga kerja yang lebih besar, ruang kerja mulai menjadi sempit, alat-alat yang tersedia mungkin tidak cukup untuk semua karyawan, atau koordinasi di antara pekerja mulai kacau, sehingga produktivitas per karyawan menurun drastis.

Ada beberapa alasan mengapa penambahan karyawan atau faktor produksi lain bisa berujung pada penurunan produktivitas:

  1. Keterbatasan Sumber Daya : Alat dan bahan baku yang digunakan mungkin tidak memadai untuk jumlah tenaga kerja yang terlalu besar. Akibatnya, pekerja saling berebut untuk menggunakan sumber daya yang ada, dan hal ini mengurangi efisiensi.
  2. Ruang Kerja yang Terbatas : Ketika terlalu banyak karyawan bekerja dalam satu area, mereka mulai saling mengganggu dan menghambat satu sama lain. Aliran kerja tidak lancar, dan waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan tugas menjadi lebih lama.
  3. Koordinasi yang Kompleks : Semakin banyak karyawan yang harus dikelola, semakin sulit bagi manajer atau supervisor untuk mengoordinasi pekerjaan mereka. Komunikasi menjadi lebih lambat, dan keputusan yang diambil menjadi tidak secepat ketika tim lebih kecil.
  4. Motivasi Karyawan : Pada titik tertentu, penambahan karyawan tanpa adanya perubahan sistem kerja atau insentif dapat membuat para pekerja merasa jenuh atau tidak termotivasi untuk bekerja lebih keras. Hal ini dapat berdampak pada turunnya produktivitas.

The law of diminishing returns juga menggambarkan bahwa ada titik optimal di mana jumlah karyawan atau faktor produksi lain bisa memberikan hasil maksimal. Dalam contoh kasus di atas, mungkin saja jumlah optimal karyawan untuk perusahaan tas tersebut adalah 10 orang, karena setelah melewati jumlah tersebut, hasil produksi tidak meningkat secara signifikan.

Mengetahui titik optimal ini sangat penting dalam pengambilan keputusan di dunia bisnis, karena perusahaan bisa menghindari biaya tambahan yang tidak perlu dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien.

Pemahaman terhadap the law of diminishing returns sangat penting bagi perusahaan dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya. Dengan memahami bahwa ada batasan terhadap berapa banyak faktor produksi yang bisa ditambahkan sebelum hasil mulai menurun, manajer bisa lebih bijak dalam membuat keputusan terkait penambahan tenaga kerja, pembelian alat produksi, atau ekspansi bisnis.

Misalnya, jika sebuah pabrik pakaian menyadari bahwa penambahan karyawan tidak lagi memberikan hasil yang signifikan, mereka mungkin akan memilih untuk menginvestasikan uangnya pada teknologi atau alat baru yang bisa meningkatkan efisiensi, alih-alih terus menambah pekerja yang pada akhirnya hanya menghabiskan biaya tanpa memberikan dampak besar pada produksi.

The law of diminishing returns mengajarkan bahwa penambahan faktor produksi seperti tenaga kerja memang penting untuk meningkatkan output, tetapi hanya sampai pada titik tertentu. Setelah melewati batas optimal, hasil tambahan yang diperoleh akan semakin kecil dan pada akhirnya bisa menjadi tidak efektif. Contoh di atas tentang penambahan karyawan di perusahaan tas menggambarkan dengan jelas bagaimana hukum ini berlaku dalam praktik sehari-hari.

Pemahaman mendalam tentang hukum ini akan membantu perusahaan untuk mengelola sumber dayanya secara lebih efisien, memaksimalkan hasil, dan menghindari biaya yang tidak diperlukan. Dengan pendekatan yang bijak, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap penambahan karyawan atau faktor produksi memberikan hasil yang maksimal sebelum menghadapi penurunan produktivitas.