
Jakarta (21/10/2024) – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menegaskan bahwa swasembada pangan dapat tercapai dalam kurun waktu lima tahun jika dikembangkan secara optimal di Papua. Hal ini diungkapkan Zulhas sebagai salah satu upaya mewujudkan cita-cita Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan.
Zulhas mengungkapkan bahwa gagasan swasembada pangan ini telah ia sampaikan sejak mendukung Prabowo dalam Pemilu 2014. Menurutnya, Pulau Jawa tidak lagi bisa diandalkan untuk menghasilkan surplus pangan karena lahan pertanian yang semakin menyempit.
“Jadi kalau dulu Menteri Pertanian mengatakan surplus terus, itu tidak mungkin. Dari mana surplusnya? Lahan kita semakin berkurang,” ujar Zulhas dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (21/10/2024).
Masa Depan Pertanian Indonesia Ada di Papua
Zulhas menekankan bahwa tanah Jawa sudah tidak layak untuk dijadikan pusat pertanian nasional. Ia menyebut bahwa tingginya tingkat polusi dan perubahan lingkungan di Jawa membuat pertanian di pulau ini sulit berkembang. Oleh karena itu, masa depan pertanian Indonesia, menurutnya, berada di Papua.
“Pulau Jawa sudah sulit untuk dijadikan pusat pertanian, bahkan untuk hidup saja tidak layak. Papua dengan lahan yang masih luas adalah masa depan pertanian kita,” jelas Zulhas.
Target Pembukaan Lahan di Papua
Sebagai bagian dari langkah menuju swasembada pangan, Zulhas mengungkapkan bahwa pemerintahan Prabowo – Gibran akan serius mengembangkan sektor pertanian di Papua. Ia menargetkan pembukaan 2 juta hektare lahan sawah dan 600 ribu hingga 1 juta hektare lahan untuk perkebunan tebu di Papua dalam lima tahun ke depan.
“Mudah-mudahan lima tahun ke depan kita bisa membuka lahan pertanian padi, tebu, dan jagung di Papua. Ini adalah masa depan kita,” tutup Zulhas.
Dengan dibentuknya Kemenko Pangan dalam Kabinet Merah Putih, Zulhas berharap swasembada pangan dapat diwujudkan secara lebih terarah dan terukur, menjadikan Papua sebagai pusat pertanian baru bagi Indonesia. inv