Menjelang bulan puasa dan Lebaran 2025, Menteri Perdagangan Budi Santoso melakukan kunjungan langsung ke Blitar, Jawa Timur, untuk memastikan ketersediaan pasokan telur ayam ras di tingkat peternak. Blitar dikenal sebagai salah satu sentra produksi telur ayam ras terbesar di Indonesia dan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan telur nasional. Dalam kunjungannya ke Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (PUTERA) pada 4 Februari 2025, Mendag meninjau langsung kandang ayam petelur, mengecek kualitas telur, serta berdialog dengan para peternak. Dari hasil kunjungan tersebut, ia menyatakan bahwa pasokan telur ayam ras dalam kondisi aman dan harga masih terkendali. Ketersediaan telur yang cukup di tingkat peternak menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang momen penting seperti bulan puasa dan Lebaran, yang biasanya mengalami peningkatan permintaan signifikan.

Pasokan Telur Ayam Ras Aman dan Harga Stabil

Dalam kunjungannya, Mendag menegaskan bahwa pasokan telur ayam ras di Blitar cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ia juga menyatakan bahwa harga telur di tingkat peternak masih berada dalam kisaran yang wajar.

“Hari ini, kami mengunjungi salah satu sentra produksi telur ayam ras di Blitar. Pasokan tersedia dan harga tetap terjangkau. Seperti halnya berbagai komoditas bahan pokok lainnya, kami akan terus menjaga kestabilan harga dan pasokan telur hingga Lebaran,” ujar Mendag dalam siaran persnya pada 5 Februari 2025.

Kestabilan harga ini menjadi perhatian utama pemerintah mengingat telur merupakan salah satu sumber protein utama masyarakat. Pemerintah terus memastikan distribusi telur berjalan lancar, terutama dari daerah produsen seperti Blitar ke berbagai wilayah di Indonesia.

Dukungan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Dalam dialognya dengan para peternak, Mendag menyoroti meningkatnya kebutuhan telur secara nasional, terutama untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang dijalankan pemerintah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan protein bagi masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan.

“Kami minta para peternak untuk terus semangat. Program MBG membutuhkan banyak telur, dan keberhasilan peternak dalam memenuhi kebutuhan ini akan meningkatkan kesejahteraan mereka, termasuk UMKM yang berbasis produk telur,” kata Mendag.

Dengan adanya program ini, peternak memiliki peluang besar untuk meningkatkan produksi mereka. Pemerintah juga berupaya memastikan adanya dukungan yang cukup bagi peternak dalam hal pasokan pakan, distribusi, serta akses ke pasar yang lebih luas.

Dorongan Inovasi untuk Meningkatkan Nilai Tambah Telur Ayam

Mendag juga mendorong peternak untuk tidak hanya fokus pada produksi telur segar, tetapi juga menciptakan nilai tambah dari produk telur. Salah satu inovasi yang ia apresiasi adalah pengembangan produk tepung telur oleh Koperasi PUTERA Blitar.

“Inovasi seperti ini harus mendapat dukungan lebih besar agar konsistensi kuantitas dan kualitasnya terjaga. Produk telur dari peternak juga bisa masuk ke industri makanan dan minuman. Bahkan, limbah cangkang telur pun bisa dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak karena kaya akan kalsium. Ini contoh kreativitas peternak,” ujar Mendag.

Produk tepung telur memiliki potensi besar untuk menjadi komoditas ekspor serta memenuhi kebutuhan industri makanan dalam negeri. Dengan adanya diversifikasi produk, peternak bisa meningkatkan keuntungan dan ketahanan usahanya.

Blitar sebagai Sentra Produksi Telur Nasional

Koperasi PUTERA Blitar menjadi salah satu pemasok utama telur ayam ras ke berbagai daerah di Indonesia. Telur dari koperasi ini dikirim ke Jakarta, Kalimantan, dan bahkan wilayah Indonesia Timur. Kabupaten Blitar sendiri menyumbang sekitar 8 persen dari total produksi telur ayam ras di Jawa Timur.

Jawa Timur merupakan provinsi penghasil telur ayam ras terbesar di Indonesia, dengan kontribusi mencapai 28,7 persen dari produksi nasional, disusul oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dengan kapasitas produksi yang besar, Jawa Timur berperan penting dalam menjaga stabilitas pasokan telur nasional.

Pada minggu pertama Februari 2025, harga telur ayam ras di tingkat konsumen di Blitar tercatat sebesar Rp26.000/kg, lebih rendah dari harga acuan nasional sebesar Rp30.000/kg. Harga yang lebih rendah ini menunjukkan bahwa pasokan di tingkat peternak masih cukup tinggi, sehingga masyarakat dapat memperoleh telur dengan harga yang wajar.

Kunjungan Menteri Perdagangan ke Blitar menjadi langkah konkret pemerintah dalam memastikan pasokan dan harga telur tetap stabil menjelang bulan puasa dan Lebaran. Selain memastikan pasokan aman, Mendag juga mendorong peternak untuk berinovasi dalam menciptakan nilai tambah pada produk telur mereka. Dengan dukungan terhadap peternak dan optimalisasi distribusi, diharapkan kestabilan harga dan ketersediaan telur tetap terjaga sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.