
Batang, 8 Mei 2025 — Pemerintah Kabupaten Batang tengah mengusung cita-cita besar menjadikan pelabuhan perikanan lokal sebagai Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) kelas B. Upaya ini diyakini akan menjadi lompatan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis sektor kelautan.
Saat ini, pelabuhan Batang masih berstatus Pelabuhan Perikanan Pantai kelas C. Namun dalam forum “Rembug Nelayan” yang digelar di Aula Bupati Batang, Bupati M. Faiz Kurniawan menegaskan visi ke depan untuk meningkatkan status pelabuhan demi membuka lebih banyak peluang ekonomi.
“Ini bukan sekadar perubahan status administratif, tapi langkah strategis. Dengan naik kelas menjadi PPN B, kita bisa menerima kapal-kapal perikanan besar di atas 100 GT. Itu berarti aktivitas bongkar muat meningkat, retribusi naik, dan kesejahteraan nelayan membaik,” ujar Faiz, Kamis (8/5).
Menurutnya, dampak positif peningkatan status pelabuhan akan menjalar ke berbagai sektor. Ia memproyeksikan tumbuhnya industri pengolahan ikan, pembangunan pabrik es dan cold storage, hingga galangan kapal yang akan menyerap banyak tenaga kerja lokal.
“Ini akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi bahari. Kita akan punya rantai industri yang lengkap dan bernilai tambah tinggi,” tambahnya.
Tantangan Klasik Nelayan Masih Menjadi Pekerjaan Rumah
Meski penuh optimisme, Faiz mengakui masih banyak persoalan yang membayangi nelayan. Fluktuasi harga ikan, birokrasi perizinan kapal, pendangkalan muara, hingga keterbatasan ruang tambat kapal menjadi sorotan.
“Pendangkalan muara menyulitkan kapal keluar masuk, terutama saat surut. Kita juga perlu tambahan dermaga dan infrastruktur pelabuhan yang lebih memadai,” jelasnya.
Ia menegaskan pentingnya penyederhanaan birokrasi perizinan kapal tanpa mengabaikan prinsip keberlanjutan sumber daya laut. Forum Rembug Nelayan pun disebutnya sebagai wadah penting untuk menyerap aspirasi dan mencari solusi bersama.
“Saya ajak semua pihak menyampaikan ide, keluhan, dan aspirasi. Suara nelayan sangat penting dalam menentukan arah kebijakan ke depan,” katanya.
Sektor Bahari Jadi Lokomotif Ekonomi Daerah
Dalam kesempatan tersebut, Faiz juga memaparkan bahwa sektor kelautan dan perikanan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang. Di saat ekonomi nasional melambat ke angka 4,83% dan Jawa Tengah turut menurun, Batang justru mencatat pertumbuhan 6,03%.
Tiga sektor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut adalah industri pengolahan ikan (39%), sektor perikanan dan nelayan, serta pertanian (19%).
“Ini bukti bahwa sektor maritim bukan sekadar penting, tapi vital bagi ekonomi Batang. Maka peningkatan status pelabuhan adalah bagian dari strategi besar dan realistis,” tegas Faiz.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat, pelaku usaha, hingga pemerintah pusat untuk bersinergi demi mewujudkan Batang sebagai kekuatan ekonomi maritim yang tangguh dan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen penuh. Dengan gotong royong dan kerja keras, saya yakin mimpi besar ini bisa kita wujudkan bersama,” pungkasnya.