Di ujung utara Indonesia, tepat di wilayah perbatasan Kalimantan Utara dan Malaysia, Pemerintah Kabupaten Nunukan terus berinovasi demi mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan. Salah satu langkah strategis yang tengah digencarkan adalah program Cetak Sawah Rakyat (CSR) seluas 4.800 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan strategis.

Program ini bukan hanya sekadar pembukaan lahan baru, tetapi bagian dari upaya besar membangun kedaulatan pangan di wilayah yang selama ini masih bergantung pada pasokan dari luar daerah—bahkan dari luar negeri.

Optimalisasi Lahan, Solusi Nyata untuk Ketahanan Pangan

Kabid Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Nunukan, Sambio, menuturkan bahwa optimalisasi lahan tidur menjadi sawah produktif menjadi kunci utama keberhasilan program ini. Lokasi pengembangan tersebar di wilayah Nunukan, Sebatik, Sembakung, Lumbis, hingga Krayan.

“Upaya ini penting untuk menjaga ketersediaan pangan secara berkelanjutan. Salah satunya melalui pemberian sarana dan prasarana pertanian secara tepat,” jelas Sambio, Rabu (16/4/2025).

Targetnya, produktivitas padi bisa meningkat dari rata-rata 4,5 ton per hektare menjadi 5,5 ton per hektare. Jika target ini tercapai, Kabupaten Nunukan berpeluang besar mengalami surplus beras.

Sinergi dengan Bulog: Naikkan Kualitas, Perluas Pasar

Untuk memastikan hasil panen petani tidak hanya terserap tetapi juga memiliki nilai tambah, Pemkab Nunukan menggandeng PT Bulog melalui perjanjian kerja sama. Melalui kemitraan ini, Bulog akan menyerap gabah petani, mengolahnya, dan memasarkan dalam bentuk beras premium.

“Varietas padinya sama dengan beras premium yang dijual di pasar, hanya saja kualitas pengolahannya yang selama ini menjadi kendala. Dengan kerja sama ini, kualitas beras akan meningkat dan tentunya meningkatkan harga jualnya,” terang Sambio.

Benih padi yang digunakan pun berasal dari Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, memastikan kualitas varietas tetap terjaga.

Alsintan: Stimulus untuk Semangat Bertani

Komitmen Pemerintah Kabupaten Nunukan tidak berhenti pada perluasan sawah. Dukungan juga diwujudkan melalui bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara intensif kepada petani aktif, seperti masyarakat Desa Binalawan di Sebatik yang dikenal memiliki etos kerja tinggi.

“Mereka bisa bertani rumput laut, bersawah, dan bersawit dalam waktu bersamaan. Itu luar biasa,” kata Bupati Nunukan, Irwan Sabri.

Adapun bantuan alsintan yang telah disalurkan antara lain:

  • 1 unit combine harvester
  • 3 unit hand tractor
  • 2 unit mesin perontok padi
  • 3 unit mesin Alkon

Mimpi Mandiri Pangan di Batas Negeri

Bupati Irwan Sabri menyampaikan bahwa saat ini Nunukan masih sangat tergantung pada pasokan kebutuhan pokok dari Sulawesi Selatan dan bahkan dari Tawau, Malaysia. Ketergantungan ini menjadi perhatian serius yang harus segera diatasi.

“Ketahanan pangan adalah bagian dari kedaulatan. Kita ingin memutus ketergantungan dan berdiri di atas kaki sendiri dalam hal pangan. Targetnya lima tahun ke depan, Nunukan bisa menjadi mandiri,” ujar Irwan optimistis.

Langkah-langkah yang ditempuh Pemkab Nunukan menjadi contoh bahwa semangat kemandirian pangan tidak hanya tumbuh di pusat-pusat kota, tetapi juga di ujung-ujung negeri. Dengan sinergi, tekad, dan kerja nyata, cita-cita Indonesia sebagai bangsa berdaulat pangan semakin dekat untuk digapai.