Sigi, Sulawesi Tengah — Pemerintah Kabupaten Sigi terus mendorong para petani untuk melakukan diversifikasi tanaman guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu komoditi yang kini menjadi sorotan adalah tanaman kopi, yang permintaannya terus meningkat seiring tren konsumsi kopi di masyarakat.

“Petani tidak hanya terpaku mengembangkan komoditi-komoditi tertentu saja. Kalau selama ini hanya menanam komoditi tertentu, maka sekarang ini harus mencari komoditi lain yang sangat dibutuhkan pasar,” ujar Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapata, dalam keterangannya di Sigi pada Sabtu (22/8).

Menurut Bupati Irwan, tanaman kopi kini menjadi peluang baru yang menjanjikan. Hal ini didorong oleh tingginya permintaan pasar akan kopi, yang terlihat dari semakin menjamurnya warung kopi baik di wilayah Kabupaten Sigi maupun di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.

Kulawi Raya Disiapkan Jadi Sentra Produksi Kopi

Bupati Irwan menyebutkan bahwa wilayah Kulawi Raya sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sentra produksi kopi. Empat kecamatan di kawasan ini, yakni Lindu, Kulawi, Kulawi Selatan, dan Pipikoro, tengah didorong menjadi pusat budidaya kopi dalam skala besar.

“Kawasan tersebut memiliki lahan yang luas, tanah yang subur, serta kondisi iklim yang sangat mendukung bagi pertumbuhan tanaman kopi,” jelasnya.

Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi kopi lokal, namun juga sebagai langkah strategis untuk membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat di dataran tinggi Kulawi Raya.

Tradisi Kopi Kulawi dan Daya Tarik Wisatawan

Oscar Losso, salah satu pegawai Kantor Camat Pipikoro, mengungkapkan bahwa pengembangan komoditi pertanian di wilayah Kulawi Raya sebenarnya bukan hal baru. Sejak lama, masyarakat setempat sudah menanam berbagai tanaman seperti cengkih, kemiri, jagung, kakao, dan juga kopi secara turun temurun.

“Kopi merupakan tanaman warisan dari nenek moyang kami. Sudah dari dahulu kopi ditanam di sini, dan kini kami didorong kembali untuk mengembangkannya secara lebih profesional,” ujarnya.

Kopi asal Kulawi Raya ternyata memiliki cita rasa khas yang membedakannya dengan kopi dari daerah lain. Hal ini bahkan menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, yang sering mencari kopi tradisional saat berkunjung ke wilayah tersebut.

“Wisatawan asing banyak yang memuji rasa kopi Kulawi. Mereka bilang rasanya beda dari kopi luar negeri,” tambah Oscar.

Langkah Nyata Pemkab Sigi

Langkah Pemerintah Kabupaten Sigi dalam mendorong diversifikasi tanaman dinilai sebagai upaya strategis untuk menghadapi tantangan pertanian modern. Dengan mengarahkan petani pada komoditi unggulan seperti kopi, diharapkan bisa meningkatkan nilai jual produk pertanian dan kesejahteraan petani di kawasan pegunungan.

Melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, petani lokal, dan pelaku usaha kopi, Kabupaten Sigi diharapkan bisa menjadi salah satu sentra produksi kopi unggulan di Indonesia Timur.