Jakarta, 20 Oktober 2024 – Penurunan daya beli masyarakat mulai dirasakan secara signifikan di berbagai sektor ekonomi, termasuk pertanian, peternakan, dan perikanan.

Masyarakat yang lebih berhati-hati dalam berbelanja kini cenderung mengurangi konsumsi bahan pangan segar, seperti daging, ikan, dan sayuran, yang berdampak pada menurunnya permintaan.

Kondisi ini memicu efek berantai yang mengancam keberlangsungan usaha para petani, peternak, dan nelayan di berbagai daerah. 

Permintaan Produk Menurun, Harga Anjlok 

Banyak petani mengalami kesulitan menjual hasil panen mereka karena permintaan sayur dan buah menurun. Produk seperti cabai, tomat, dan bawang mengalami penurunan harga signifikan karena stok melimpah, tetapi daya beli konsumen rendah.

Peternak juga merasakan dampaknya, terutama bagi mereka yang bergantung pada penjualan ayam, telur, atau daging sapi. Konsumen kini lebih memilih sumber protein dengan harga lebih murah atau mengurangi pembelian daging segar.

Sementara itu, nelayan menghadapi situasi serupa. Penjualan ikan dan hasil laut lainnya menurun, karena restoran dan pasar tradisional yang biasanya menyerap hasil tangkapan mulai mengurangi stok akibat sepinya pembeli.

Bahkan, beberapa nelayan terpaksa mengurangi frekuensi melaut karena hasil tangkapan sulit terjual dengan harga layak. 

Biaya Produksi Tetap Tinggi, Kerugian Tak Terhindarkan 

Di tengah penurunan permintaan, biaya produksi justru meningkat. Petani mengalami kesulitan mendapatkan pupuk subsidi, sedangkan harga pakan ternak naik drastis.

Nelayan juga harus menanggung beban kenaikan harga BBM, yang membuat operasional perahu mereka semakin mahal.

Kondisi ini memaksa banyak pelaku usaha kecil di sektor tani, ternak, dan perikanan untuk beroperasi dengan margin keuntungan yang sangat tipis atau bahkan merugi. 

Potensi Krisis Sosial dan Ekonomi di Pedesaan 

Sektor pertanian, peternakan, dan perikanan merupakan tulang punggung ekonomi di pedesaan. Jika krisis ini berlarut-larut, banyak rumah tangga yang bergantung pada sektor ini terancam kehilangan mata pencaharian.

Dampaknya tidak hanya pada ekonomi lokal, tetapi juga bisa memicu migrasi tenaga kerja dari desa ke kota, memperburuk masalah sosial dan pengangguran. 

Peran Pemerintah dan Pelaku Usaha dalam Mitigasi Dampak 

Untuk mengatasi situasi ini, dibutuhkan intervensi dari pemerintah, seperti memperluas penyaluran subsidi pupuk dan pakan, memberikan bantuan modal bagi petani dan peternak, serta menurunkan harga BBM bagi nelayan.

Di sisi lain, pelaku usaha dan sektor swasta diharapkan berperan aktif, misalnya dengan memperbanyak kemitraan, memanfaatkan platform e-commerce untuk pemasaran langsung, atau melakukan inovasi produk olahan agar komoditas bisa memiliki masa simpan lebih lama. 

Penurunan daya beli masyarakat memerlukan penanganan terpadu agar tidak berdampak semakin luas terhadap sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, diharapkan sektor ini dapat bertahan dan terus menjadi andalan perekonomian nasional. 

Baca Juga: Kolaborasi Petani, Nelayan, dan Pelaku Usaha: Kunci Efisiensi Rantai Pasok di Tengah Penurunan Daya Beli