
Jakarta, 5 Mei 2025 — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 sebesar 4,87%, dengan sektor pertanian menjadi salah satu penopang utamanya. Kinerja gemilang sektor ini dinilai sejalan dengan fokus Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas nasional.
Menurut Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, sektor pertanian mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 1,1% terhadap total pertumbuhan ekonomi, menjadikannya sektor dengan kontribusi tertinggi dibandingkan sektor lain. Kontribusi pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tercatat sebesar 12,66%, hanya sedikit di bawah sektor perdagangan (13,22%) dan industri pengolahan (19,25%).
“Pertanian tumbuh didorong oleh adanya panen raya, meningkatnya produksi pertanian, serta meningkatnya permintaan domestik,” ujar Amalia dalam konferensi pers di kantor BPS, Senin (5/5).
Salah satu pendorong utama pertumbuhan ini adalah lonjakan produksi tanaman pangan yang tumbuh hingga 42,26%, berkat panen raya padi dan jagung yang melimpah. Selain itu, meningkatnya permintaan terhadap komoditas seperti daging dan telur selama bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri juga turut memperkuat sektor pertanian.
Sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan sebesar 4,55% dengan kontribusi 19,25% terhadap PDB, sementara sektor konstruksi tumbuh 2,18% dengan kontribusi 9,84%. Meski begitu, dari sisi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, pertanian masih memimpin dengan sumbangan 1,1%, mengungguli industri pengolahan (0,93%), perdagangan (0,66%), dan informasi-komunikasi (0,53%).
“Dengan share yang tinggi, pertumbuhan sektor pertanian memberi andil besar terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025,” tegas Amalia.
Kinerja ini juga memperkuat optimisme terhadap arah kebijakan pangan nasional, terlebih setelah Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan bahwa stok beras Bulog saat ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia.
Dengan capaian ini, sektor pertanian dipandang bukan hanya sebagai tumpuan pertumbuhan ekonomi jangka pendek, tetapi juga sebagai fondasi strategis dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan krisis global di masa mendatang.