Setiap tahun, masyarakat Lampung Barat menantikan pelaksanaan pesta budaya sekura cakak buah, sebuah tradisi turun-temurun yang digelar pada hari ketiga Lebaran. Tahun ini, perayaan meriah tersebut berlangsung di enam pekon (desa) di berbagai kecamatan di Bumi Beguai Jejama Sai Betik. Ribuan masyarakat tumpah ruah untuk menyaksikan pesta budaya yang tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga berdampak besar terhadap sektor ekonomi dan pariwisata.

Tradisi Sekura Cakak Buah yang Dinanti-Nanti

Pesta budaya sekura cakak buah tersebar di beberapa pekon, antara lain:

  • Pekon Hujung – Kecamatan Belalau
  • Pekon Kuta Besi – Kecamatan Batu Brak
  • Pekon Way Empulau Ulu – Kecamatan Balik Bukit
  • Pelita Jaya Bahway – Kecamatan Balik Bukit
  • Pekon Kembahang – Kecamatan Batu Brak
  • Pekon Padang Cahya II – Kecamatan Balik Bukit

Sekura cakak buah merupakan tradisi khas Lampung Barat yang memiliki dua jenis utama, yaitu:

  1. Sekura Kamak – Sekura yang memakai topeng kayu khas Lampung Barat, sering dipadukan dengan berbagai aksesori unik.
  2. Sekura Betik (Bagus) – Sekura yang mengenakan topeng kain, menampilkan busana lebih rapi dan elegan.

Kehadiran berbagai jenis sekura membuat suasana semakin semarak, sekaligus menunjukkan keberagaman dalam seni budaya masyarakat setempat.

Dampak Positif bagi Ekonomi dan UMKM

Selain sebagai ajang pelestarian budaya, pesta sekura cakak buah juga menjadi peluang emas bagi pelaku UMKM. Dengan meningkatnya jumlah pengunjung, perputaran ekonomi pun melonjak drastis.

Mustofa, seorang pelaku UMKM, mengungkapkan bahwa pesta budaya ini menjadi anugerah bagi pedagang, karena wisatawan dari dalam dan luar daerah turut berbelanja.

“Saat sekura berlangsung, dagangan kami lebih laris. Pembeli tidak hanya dari Lampung Barat, tetapi juga dari luar daerah. Jika hari biasa omset sekitar Rp500 ribu, saat sekura bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta,” jelasnya.

Senada dengan Mustofa, Wiyatmi, seorang pedagang bakso, juga merasakan peningkatan omset yang signifikan.

“Hari biasa saya mendapat sekitar Rp1 juta, tetapi saat pesta sekura bisa mencapai Rp2 hingga Rp3 juta per hari. Jumlah pengunjung luar biasa banyak, jadi penjualan juga meningkat,” ujarnya.

Tingginya daya beli masyarakat selama acara berlangsung membuktikan bahwa tradisi ini memiliki potensi besar dalam menggerakkan ekonomi lokal.

Daya Tarik Wisata dan Upaya Pelestarian Budaya

Pesta budaya sekura cakak buah juga menjadi magnet bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Indah Sari (32), seorang pemudik dari luar daerah, mengungkapkan bahwa tradisi ini menjadi salah satu alasan dirinya selalu menunggu momen Lebaran di kampung halaman.

“Sekura adalah hiburan yang unik dan jarang ditemukan di daerah lain. Setiap mudik, saya selalu menantikan acara ini,” katanya.

Tak hanya menarik wisatawan, pesta budaya ini juga menjadi ajang bagi generasi muda untuk turut melestarikan adat dan tradisi. Ijal, peserta sekura dari Kecamatan Batu Ketulis, menegaskan pentingnya menjaga warisan leluhur.

“Kami hadir di sini untuk berkontribusi dalam menjaga adat istiadat. Jika bukan kita yang merawatnya, siapa lagi?” tegasnya.

Pesta Sekura Cakak Buah sebagai Event Nasional

Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan eksistensi budaya sekura cakak buah di tingkat nasional. Kepala Bidang Pemasaran Parekraf, Endang Guntoro, menyampaikan bahwa pesta budaya sekura cakak buah telah masuk dalam agenda event nasional.

“Lampung Barat memiliki dua event nasional yang diakui oleh Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kebudayaan, yaitu Sekura Cakak Buah dan Festival Sekala Bekhak. Ini merupakan kebanggaan bagi kita semua,” jelasnya.

Sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga, pemerintah daerah juga mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga tata krama dan keindahan tradisi ini.

“Kita harus menunjukkan kebanggaan budaya kita dengan berpakaian sopan dan tetap tertib selama pesta budaya berlangsung,” pungkasnya.

Sekura Cakak Buah, Tradisi yang Terus Hidup dan Berkembang

Pesta budaya sekura cakak buah tidak hanya menjadi perayaan adat yang meriah, tetapi juga memiliki dampak besar bagi ekonomi dan sektor pariwisata. Antusiasme masyarakat dalam mempertahankan tradisi ini menjadi bukti bahwa budaya Lampung Barat tetap lestari di tengah modernisasi.

Dengan dukungan pemerintah, pelaku usaha, serta masyarakat luas, sekura cakak buah akan terus menjadi ikon budaya yang membanggakan, sekaligus memperkuat identitas Lampung Barat di kancah nasional dan internasional.