
PEMALANG – Petani semangka di Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, menghadapi kendala besar dalam musim panen kali ini. Faktor cuaca ekstrem dan serangan hama menyebabkan hasil panen menurun drastis, bahkan bisa dibilang gagal. Hal ini diungkapkan oleh Katimu, salah satu petani setempat, pada Sabtu (19/10/2024).
Menurut Katimu, panas ekstrem yang melanda wilayah tersebut berdampak buruk pada pertumbuhan semangka. Selain itu, serangan hama juga memperburuk kondisi, membuat kualitas buah yang dipetik tidak sebaik biasanya. “Hasil panen tahun ini menurun karena cuaca panas dan hama, bisa dibilang gagal panen,” kata Katimu.
Karena produksi yang sedikit dan tidak memenuhi standar untuk dijual ke pasar atau tengkulak, para petani terpaksa menjajakan semangka mereka di pinggir jalan. Langkah ini diambil agar semangka dapat cepat terjual dan mengurangi risiko kerugian lebih lanjut.
Harga Terjangkau untuk Menarik Pembeli
Katimu menawarkan harga semangka dengan kisaran Rp15.000 per buah. Ia juga memberikan diskon untuk pembelian dua buah seharga Rp25.000 agar dagangannya cepat laku. “Cari cepat saja yang penting laku terjual,” ujarnya sambil melayani pembeli.
Vina, salah seorang pembeli yang kebetulan melintas, merasa tertarik dengan harga murah tersebut. “Ya lumayan cukup murah, buat keluarga di rumah, buahnya juga seger-seger karena baru dipetik,” katanya.
Dengan kondisi ini, para petani berharap cuaca segera membaik agar panen berikutnya bisa lebih optimal. Situasi seperti ini menjadi tantangan besar bagi petani lokal, yang bergantung pada hasil panen untuk keberlangsungan ekonomi mereka. Rcti