Peternakan ayam potong, atau ayam broiler, menjadi salah satu sektor penting dalam industri peternakan di Indonesia, berperan besar dalam menyediakan protein hewani bagi masyarakat.

Dengan harga yang terjangkau dan karakteristik pertumbuhan yang cepat, ayam broiler sangat diminati konsumen sebagai bahan dasar berbagai hidangan.

Selain itu, peternakan ayam potong juga menjadi salah satu pilar ekonomi daerah dengan kontribusi signifikan dalam investasi dan surplus produksi.

Pertumbuhan Populasi dan Produksi Ayam Broiler

Populasi ayam broiler di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data terbaru, pertumbuhan rata-rata populasi ayam potong mencapai 1,45% per tahun. Pada tahun 2024, populasi ayam broiler diperkirakan mencapai sekitar 3,12 miliar ekor, dengan produksi daging ayam sebesar 3,39 juta ton.

Angka ini diprediksi terus meningkat, di mana pada tahun 2027, produksi daging ayam diperkirakan mencapai 3,65 juta ton, seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap protein hewani, khususnya daging ayam.

Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan pertumbuhan populasi unggas, tetapi juga meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap daging ayam sebagai salah satu sumber protein hewani yang mudah diakses.

Tren konsumsi daging ayam di Indonesia semakin meningkat karena ayam merupakan salah satu bahan pangan yang dapat diolah dengan cepat dan sesuai dengan berbagai selera.

Surplus dan Kebutuhan Konsumsi

Pada tahun 2024, Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus produksi daging ayam sebesar 195,84 ribu ton, menunjukkan bahwa produksi daging ayam melebihi kebutuhan konsumsi domestik.

Surplus ini menjadi penanda bahwa sektor peternakan ayam potong telah berhasil menjaga pasokan yang cukup untuk kebutuhan domestik, bahkan dalam periode permintaan tinggi seperti pada hari-hari besar keagamaan atau musim hajatan yang biasanya menyebabkan lonjakan permintaan hingga 20%.

Surplus produksi ini juga membuka peluang ekspor daging ayam ke pasar internasional. Beberapa negara tetangga di Asia, seperti Singapura dan Malaysia, menjadi target utama ekspor daging ayam dari Indonesia, terutama dalam memenuhi kebutuhan daging ayam yang aman dan berkualitas.

Tantangan dan Peluang Investasi

Peternakan ayam potong tidak hanya menciptakan dampak ekonomi melalui produksi, tetapi juga menjadi sektor investasi yang menjanjikan. Pada tahun 2022, investasi di sektor peternakan unggas mencapai Rp3,5 triliun, atau 88,53% dari total investasi di sektor peternakan secara keseluruhan. Angka ini mencerminkan minat besar dari para investor untuk terlibat dalam industri ayam potong yang terus berkembang.

Meskipun demikian, industri ini tidak lepas dari berbagai tantangan, termasuk dalam hal menjaga stabilitas harga, kualitas pakan, serta kesehatan ternak.

Pada tahun 2022, tercatat ada kenaikan harga ayam broiler di tingkat produsen sebesar 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan stabilitas pasar meskipun ada peningkatan biaya produksi, terutama pakan yang sering kali dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan baku internasional.

Selain tantangan tersebut, isu kesehatan unggas juga menjadi perhatian penting dalam menjaga keberlanjutan industri ini. Penanganan penyakit pada ternak, peningkatan kualitas pakan, serta pemenuhan standar kesehatan yang lebih tinggi menjadi kunci dalam menjaga kualitas daging ayam yang dihasilkan dan meningkatkan kepercayaan pasar, baik domestik maupun internasional.

Kesimpulan

Peternakan ayam potong di Indonesia menunjukkan potensi besar dengan pertumbuhan populasi dan produksi yang terus meningkat. Surplus produksi daging ayam memberikan jaminan bagi kebutuhan domestik sekaligus membuka peluang ekspor yang menjanjikan. Di sisi lain, sektor ini juga menarik minat investor dengan kontribusi signifikan dalam investasi di industri peternakan.

Dengan adanya upaya peningkatan kualitas, pengendalian tantangan di sektor pakan dan kesehatan ternak, serta pengelolaan pasar yang stabil, industri ayam broiler Indonesia memiliki prospek yang cerah untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

Sumber:

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (satudata.pertanian.go.id)
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (ditjenpkh.pertanian.go.id)