
Presiden Prabowo Subianto saat ini tengah melaksanakan kunjungan ke beberapa negara dalam rangka memperkuat kerja sama internasional dan merealisasikan visi-misinya yang tertuang dalam Asta Cita serta Program Prioritas.
Kunjungan luar negeri Presiden dimulai dari China, di mana ia bertemu Presiden Xi Jinping. Selain membahas berbagai kerja sama strategis, perhatian publik sempat tertuju pada pilihan jam tangan Prabowo yang disebut-sebut hanya seharga Rp1,5 juta, menggambarkan kesederhanaannya di tengah statusnya sebagai kepala negara dengan harta mencapai triliunan rupiah.
Setelah China, Presiden Prabowo melanjutkan lawatannya ke Amerika Serikat, bertemu dengan Presiden Joe Biden. Berbagai isu strategis dibahas dalam pertemuan ini, termasuk dukungan AS terhadap ketahanan pangan Indonesia, penguatan perdagangan bilateral, dan seruan untuk gencatan senjata di Palestina.
Mengapa Kunjungan Luar Negeri Penting?
Kunjungan ini sejalan dengan visi-misi Prabowo yang dituangkan dalam Asta Cita. Konsep ini mencakup delapan misi strategis untuk mewujudkan visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045.
Asta Cita meliputi berbagai aspek, seperti pengokohan ideologi Pancasila, swasembada pangan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, hilirisasi industri, pemerataan ekonomi, dan penguatan toleransi antarumat beragama.
Sementara itu, Program Prioritas yang juga menjadi fokus pemerintahan Prabowo-Gibran berisi 17 agenda utama yang meliputi swasembada pangan, pemberantasan korupsi, pemerataan ekonomi, pendidikan, reformasi birokrasi, hingga pelestarian lingkungan.
Kerja Sama dan Komitmen untuk Ketahanan Pangan
Dalam kunjungannya, Prabowo menunjukkan komitmennya terhadap isu-isu penting seperti ketahanan pangan dan hilirisasi industri. Dukungan yang diberikan AS diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai negara mandiri dalam sektor pangan. Selain itu, Prabowo juga menekankan pentingnya kerja sama perdagangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kunjungan ini menjadi langkah strategis untuk memastikan Indonesia mampu bersaing di panggung global, sekaligus mewujudkan program-program prioritas yang menjadi janji kampanyenya. Dengan pendekatan kolaboratif ini, pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan dapat membawa Indonesia menuju era keemasan pada tahun 2045.