
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengumumkan bahwa produk perhutanan sosial akan menjadi bagian dari rantai pasok program makan bergizi gratis yang merupakan program unggulan dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi sekaligus membuka peluang ekonomi bagi petani lokal.
Raja Juli Antoni menyampaikan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional dan akan segera melakukan koordinasi intensif untuk mengidentifikasi peta kebutuhan program makan bergizi di seluruh Indonesia. Dengan memasukkan produk hasil perhutanan sosial, pemerintah berupaya untuk memastikan bahan baku program berasal dari pertanian lokal, termasuk susu, sayuran, buah-buahan, dan bahan pokok lainnya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya mendukung kebutuhan nutrisi bagi masyarakat, terutama anak-anak, tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi langsung bagi petani lokal. Misalnya, petani di kawasan perhutanan sosial Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, akan menjadi pemasok langsung untuk program ini, memberikan nilai tambah pada produk pertanian yang mereka hasilkan.
Raja Juli Antoni menekankan bahwa dengan luas area perhutanan sosial mencapai 713 hektare, potensi ekonomi bagi petani di kawasan ini sangat signifikan. Ia berharap bahwa model yang diterapkan di Lumajang ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengimplementasikan program serupa, memanfaatkan potensi lokal, serta memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Ketua Umum Gerakan Peduli Tani Nelayan, Harmanto, menyampaikan dukungannya terhadap langkah Kementerian Kehutanan yang mengintegrasikan produk perhutanan sosial ke dalam program makan bergizi gratis yang dipelopori oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Menurut Harmanto, program ini menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendorong ekonomi petani lokal.
“Kebijakan ini adalah angin segar bagi petani lokal dan pelaku usaha perhutanan sosial. Dengan menjadikan produk mereka bagian dari rantai pasok pangan bergizi, pemerintah tidak hanya mengatasi kebutuhan gizi masyarakat tetapi juga meningkatkan taraf ekonomi petani secara langsung,” ungkap Harmanto.