
Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia Budisatrio Djiwandono menyoroti persoalan usia petani di Indonesia yang semakin menua. Menurutnya, rata-rata umur petani di Indonesia kini telah melampaui 50 tahun, sehingga muncul kekhawatiran akan kelangsungan sektor pertanian nasional jika tidak ada regenerasi yang jelas.
Kekhawatiran atas Masa Depan Pertanian
Budi, yang juga keponakan Presiden Prabowo Subianto, menegaskan bahwa jika anak-anak muda enggan terjun ke sektor pertanian, maka produksi pangan di masa depan bisa mengalami kendala serius. Tantangan ini menjadi salah satu alasan utama berdirinya Pemuda Tani Indonesia sebagai organisasi yang bertujuan menarik minat generasi muda terhadap dunia pertanian.
“Salah satu tantangan besar juga di dunia pertanian adalah umur para petani yang kalau kita rata-ratakan mungkin sudah lebih dari 50 tahun, dan pertanyaannya ke depan bila ini berlanjut, bila tidak ada anak-anak muda di Indonesia yang ingin atau mau menekuni dunia pertanian, siapa yang akan mengurusinya? Siapa yang akan memproduksi pangan bagi kita semua?” ujar Budi dalam Agrinnovation Conference dan Rakernas Pemuda Tani di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (22/2/2025).
Fenomena Global: Petani Menua
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy menilai bahwa fenomena petani yang semakin menua bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga menjadi isu global. Ia menyoroti bahwa permasalahan ini muncul akibat keterlambatan atau bahkan tidak adanya regenerasi di sektor pertanian.
“Aging farmer bukan hanya dihadapi kita saja, hampir seluruh dunia menghadapi yang namanya aging farmer. Aging farmer adalah gejala alamiah di mana para petani menjadi tua, dan karena tidak ada regenerasi atau terlambat, maka petani tetap tua dan tetap bertani,” jelas Rachmat.
Pembelajaran dari Negara Lain
Rachmat mencontohkan bahwa negara-negara seperti Australia, Jepang, hingga Amerika Serikat juga mengalami masalah serupa. Di Jepang, rata-rata usia petani bahkan telah mencapai 70 tahun. Namun, ia melihat adanya harapan di Indonesia karena belakangan ini mulai bermunculan generasi baru yang tertarik terjun ke dunia pertanian.
“Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di mana petaninya rata-rata sudah di atas 50 tahun. Di Australia juga demikian, di Jepang sudah 70 tahunan, di Amerika juga menghadapi hal yang sama. Tapi yang mengejutkan saya adalah di Indonesia justru mulai muncul petani-petani baru. Ada generasi muda yang tertarik mengembangkan pertanian,” tutupnya.
Upaya Mendorong Regenerasi Petani
Fenomena munculnya petani muda di Indonesia menjadi angin segar bagi masa depan sektor pertanian. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menarik minat generasi muda, termasuk dengan menghadirkan inovasi pertanian berbasis teknologi, memberikan akses permodalan yang lebih mudah, serta membangun ekosistem yang mendukung pertanian sebagai sektor yang menjanjikan bagi anak muda.
Dengan meningkatnya partisipasi generasi baru di dunia pertanian, diharapkan sektor ini dapat terus berkembang dan menjadi pilar ketahanan pangan nasional di masa mendatang.